Antropologi
Rabu, 05 Februari 2020
Minggu, 02 Juni 2013
Sejarah Asal Usul Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu diketahui sebagai akar dari lingua franca Indonesia. Sutan
Takdir Alisjahbana, dalam bukunya Sedjarah Bahasa Indonesia,
mengutarakan bahasa Melayu memiliki kekuatan untuk merangkul kepentingan
bersama sehingga untuk dipakai di Nusantara.
Menurut Alisjahbana, persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. "Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan," tulisnya. Faktor lain, bahasa Melayu adalah bahasa yang mudah dipelajari.
Pada era pemeritahan Belanda di Hindia, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua dalam korespondensi dengan orang lokal . Persaingan antara bahasa Melayu dan bahasa Belanda pun semakin ketat. Gubernur Jenderal Roshussen mengusulkan bahasa melayu dijadikan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat. http://anehdidunia.blogspot.com
Meski demikian, ada pihak-pihak yang gigih menolak bahasa Melayu di Indonesia. Van der Chijs, seorang berkebangsaan Belanda, menyarankan supaya sekolah memfasilitasi ajaran bahasa Belanda. JH Abendanon yang saat itu Direktur Departemen Pengajaran, berhasil memasukkan bahasa Belanda ke dalam mata pelajaran wajib di sekolah rakyat dan sekolah pendidikan guru pada 1900.
Akhirnya persaingan bahasa ini nampak dimenangkan oleh bahasa Melayu. Bagaimanapun bahasa Belanda ternyata hanya dapat dikuasai oleh segelintir orang. Kemudian di Kongres Pemuda I tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangakan sebagai bahasa dan sastra Indonesia. http://anehdidunia.blogspot.com
Pada Kongres Pemuda II 1928, diikrarkan bahasa persatuan Indonesia dalam Sumpah Pemuda. James Sneddon, penulis The Indonesia Language: Its History and Role in Modern Societyterbitan UNSW Press, Australia mencatat pula kalau butir-butir Sumpah Pemuda tersebut merupakan bahasa Melayu Tinggi. Sneddon menganalisis dari penggunakan kata 'kami', 'putera', 'puteri', serta prefiks atau awalan men-.
20 Oktober 1942, didirikan Komisi Bahasa Indonesia yang bertugas menyusun tata bahasa normatif, menentukan kata-kata umum dan istilah modern. Pada 1966, selepas perpindahan kekuasaan ke tangan pemerintah Orde Baru, terbentuk Lembaga Bahasa dan Budaya di bawah naungan Departemen Pendidikan Kebudayaan. Lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional pada 1969, dan sekarang berkembang dengan nama yang dikenal, Pusat Bahasa. http://anehdidunia.blogspot.com
Tanggung jawab kerja Pusat Bahasa antara lain meningkatkan mutu bahasa, sarana, serta kepedulian masyarakat terhadap bahasa.
Menurut Alisjahbana, persebarannya juga luas karena bahasa Melayu dihidupi oleh para pelaut pengembara dan saudagar yang merantau ke mana-mana. "Bahasa itu adalah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh di kalangan penduduk Asia Selatan," tulisnya. Faktor lain, bahasa Melayu adalah bahasa yang mudah dipelajari.
Pada era pemeritahan Belanda di Hindia, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua dalam korespondensi dengan orang lokal . Persaingan antara bahasa Melayu dan bahasa Belanda pun semakin ketat. Gubernur Jenderal Roshussen mengusulkan bahasa melayu dijadikan sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah rakyat. http://anehdidunia.blogspot.com
Meski demikian, ada pihak-pihak yang gigih menolak bahasa Melayu di Indonesia. Van der Chijs, seorang berkebangsaan Belanda, menyarankan supaya sekolah memfasilitasi ajaran bahasa Belanda. JH Abendanon yang saat itu Direktur Departemen Pengajaran, berhasil memasukkan bahasa Belanda ke dalam mata pelajaran wajib di sekolah rakyat dan sekolah pendidikan guru pada 1900.
Akhirnya persaingan bahasa ini nampak dimenangkan oleh bahasa Melayu. Bagaimanapun bahasa Belanda ternyata hanya dapat dikuasai oleh segelintir orang. Kemudian di Kongres Pemuda I tahun 1926, bahasa Melayu menjadi wacana untuk dikembangakan sebagai bahasa dan sastra Indonesia. http://anehdidunia.blogspot.com
Pada Kongres Pemuda II 1928, diikrarkan bahasa persatuan Indonesia dalam Sumpah Pemuda. James Sneddon, penulis The Indonesia Language: Its History and Role in Modern Societyterbitan UNSW Press, Australia mencatat pula kalau butir-butir Sumpah Pemuda tersebut merupakan bahasa Melayu Tinggi. Sneddon menganalisis dari penggunakan kata 'kami', 'putera', 'puteri', serta prefiks atau awalan men-.
20 Oktober 1942, didirikan Komisi Bahasa Indonesia yang bertugas menyusun tata bahasa normatif, menentukan kata-kata umum dan istilah modern. Pada 1966, selepas perpindahan kekuasaan ke tangan pemerintah Orde Baru, terbentuk Lembaga Bahasa dan Budaya di bawah naungan Departemen Pendidikan Kebudayaan. Lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional pada 1969, dan sekarang berkembang dengan nama yang dikenal, Pusat Bahasa. http://anehdidunia.blogspot.com
Tanggung jawab kerja Pusat Bahasa antara lain meningkatkan mutu bahasa, sarana, serta kepedulian masyarakat terhadap bahasa.
Sumber : http://www.anehdidunia.com/2012/05/sejarah-asal-usul-bahasa-indonesia.html#ixzz2V3KjooXB
http://www.anehdidunia.com/2012/05/sejarah-asal-usul-bahasa-indonesia.html
Dialek dan Bahasa
Salah satu hal yang sangat sering dibicarakan dalam
sosiolinguistik adalah dialek. Secara spesifik, dialek ini dipelajari
dalam salah satu disiplin ilmu yaitu dialektologi. Dialektologi
mempelajari dialek-dialek. Yang dimaksud dengan dialek di sini adalah
bahasa sekelompok masyarakat yang tinggal di suatu
daerah tertentu. Dengan demikian, perbedaan dialek di dalam sebuah
bahasa ditentukan oleh letak geografis kelompok pemakainya. Oleh karena
itu, dialek juga sering disebut dialek geografis atau dialek regional.
Batas-batas alam dapat berupa sungai, gunung, laut, dll.
Berkaitan dengan dialek ini, ada satu hal yang
menjadi permasalahan. Permasalahan yang dimaksud adalah dialek memiliki
ciri-ciri yaitu adanya rasa saling mengerti di antara penutur.
Benarkah suatu ciri-ciri dialek seperti ini? Ketika di Sinabang, penulis
berkomunikasi dengan masyarakat setempat dengan menggunakan bahasa
Indonesia, sedangkan masyarakat tersebut berbicara dengan menggunakan
bahasa Jamèe. Meskipun berkomunikasi dengan bahasa yang
berbeda, kami tetap dapat saling memahami. Kendala yang saya alami hanya
tidak dapat berbicara dengan bahasa Jamèe, begitu pula sebaliknya.
Apakah bahasa Indonesia dan bahasa Jamèe merupakan dialek?
Sekarang, mari kita cermati kasus yang sama dalam
lingkup yang lebih luas lagi yaitu di daerah perbatasan antara Belanda
dan Jerman. Dalam berinteraksi, kedua penduduk yang terletak di
perbatasan kedua negara ini menggunakan bahasa negara masing-masing.
Artinya, penutur yang berbahasa Belanda akan berinteraksi dengan penutur
yang berbahasa Jerman dengan menggunakan bahasa Belanda dan penutur
berbahasa Jerman akan meresponnya dengan bahasa Jerman. Meskipun dengan
bahasa yang berbeda, mereka tetap dapat saling mengerti. Apakah kedua
bahasa ini merupakan dialek karena kedua penuturnya dapat saling
mengerti terhadap bahasa yang diucapkan oleh masing-masing lawan tutur?
Berkaitan dengan hal ini, Sumarsono (2007:24) menyebutkan bahwa ciri yang paling tepat untuk dialek adalah ciri sejarah dan ciri homogenitas.
Yang dimaksud dengan ciri sejarah adalah adanya data dan fakta sejarah
yang membuktikan bahwa sebuah bahasa ‘X’ berbeda dengan bahasa ‘Y’. Ciri
homogenitas adalah adanya kesamaan unsur-unsur bahasa tertentu. Para
ahli dialektologi membuktikan bahwa ‘X’ dan ‘Y’ merupakan dua bahasa,
dua dialek, dua subdialek, atau hanya merupakan variasi dengan cara
mencari kesamaan kosakatanya. Jika persamaan kurang dari 20 %, ‘X’ dan
‘Y’ adalah dua bahasa yang berbeda. Akan tetapi, jika kosakata yang sama
40-60%, X’ dan ‘Y’ merupakan dua dialek, dan jika mencapai 90% jelas
keduanya hanya dua variasi saja dari sebuah bahasa.Sumber : http://nahulinguistik.wordpress.com/dialek-dan-bahasa/
Dialek
Apa yang dimaksud dengan dialek? Dialek
adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang
berbeda dari satu tempat wilayah atau area tertentu (menurut Abdul Chaer).
Sedangkan menurut bahasa yunani dialek disebut dialektos yang berarti varian
dari sebuah bahasa menurut pemakai. Pemberian dialek berdasarkan factor
geografi dan social. Dialek dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan
pengucapan. Jika pembedaannya hanya berdasarkan pengucapan, maka disebut aksen.
Dapat disimpulkan bahwa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur
yang berbeda dengan kelompok penutur lain berdasarkan atas letak geografi,
faktor sosial, dan lain-lain. Ilmu yang mempelajari dialek disebut dialektologi yaitu bidang studi yang bekerja dalam memetakan
batas dialek dari suatu bahasa.
Contoh
Dialek:
1.
Dialek jawa Surabaya dan Dialek jawa
Malang-an.
Dialek
jawa Surabaya: jeketek (sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...)
Matek (mati, meninggal)
Dialek
jawa Malang: nggletek(sesuatu yang terjadi diluar pikiran/ oalah...)
Mati (mati,
meninggal)
2.
Dialek bahasa Inggris Amerika dan bahasa
Inggris British.
British
<==> American
Football
<==> Soccer
Biscuit
<==> Cookie
Toilet
<==> Rest room
Shop <==> Store
3.
Dialek bahasa Jepang Kantou dan Dialek bahasa Jepang Kansai.
Bahasa
Jepang Kantou: acchi (panas), sammi (dingin).
Bahasa
Jepang Kansai: atsui (panas), samui (dingin).Sumber : http://puramoz.blogspot.com/2012/05/pengertian-dialek.html
Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus.
Berikut ini beberapa pengertian bahasa menurut para ahli :
1. Harimurti Kridalaksana (1985:12)
Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2001:88)
Bahasa adalah sistem bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
3. Finoechiaro (1964:8)
Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
4. Carol (1961:10)
Bahasa merupakan sistem bunyi atau urutan bunyi vokal yang terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi internasional oleh kelompok manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan proses yang terdapat di sekitar manusia.
5. I.G.N. Oka dan Suparno (1994:3)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi.
6. Kamus Linguistik (2001:21)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk kerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
7. Gorys Keraf (1984:1 dan 1991:2)
Bahasa adalah komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
8. D.P. Tambulan (1994:3)
Bahasa adalah untuk memahami pikiran dan perasaan, serta menyatakan pikiran dan perasaan.
9. H.G. Brown (1987:4)
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.
Fungsi bahasa
Fungsi bahasa selain sebagai sebagai alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, juga berfungsi sebagai :
- Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
- Sebagai alat komunikasi.
- Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
- Sebagai alat kontrol Sosial.
Perkembangan bahasa Indonesia
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.Ejaan Van Ophuysen diawali dari penyusunan kitab logat melayu (dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur (“Komisi Bacaan Rakyat” – KBR) pada tahun 1908. Kelak lembaga ini menjadi Balai Poestaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah pimpinan D.A.Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah. Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar 700 perpustakaan.Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai “bahasa persatuan bangsa” pada saat sumpah Pemuda tanggal 28 oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
Sebagaimana kita ketahui dari uraian di atas, bahwa sesuai dengan ikrar Sumpah Pemuda tanggal 28Oktober 1928, bahasa Indonesia diangkat sebagai bahasa nasional, dan sesuai dengan bunyi UUD 45, BabXV, Pasal 36 Indonesia juga dinyatakan sebagai bahasa negara. Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesiamempunyai kedudukan baik sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.
Yang dimaksud dengan kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya,yang dirumuskan atas dasar nilai sosialnya Sedang fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa tersebutdi dalam kedudukan yang diberikan.
- Bahasa Nasional
Keempat fungsi tersebut ialah sebagai :
- Lambang identitas nasional,
- Lambang kebanggaan nasional,
- Alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda, dan
- Alat perhubungan antarbudaya dan daerah.
- Bahasa Negara
- Bahasa resmi negara,
- Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
- Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan
- Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi.
http://buburdelima.com/2012/pengertian-bahasa-menurut-para-ahli.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-bahasa/
http://dewisofia03.wordpress.com/2012/10/08/75/
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
- Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.
- Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
- Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
- Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
- Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
- Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian
Sumber refensi dari
Sumber :
http://info-83.blogspot.com/2011/11/integrasi-nasional.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101111180256AAabvMy
http://putriwindu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-nasional/
Dinamika Kebudayaan
Yang dinamakan kebudayaan sesungguhnya adalah dinamika manusia yang
hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan.Dinamika ini
terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia lainnya.
Dinamika
kebudayaan juga sering disebut dengan perubahan kebudayaan.Setiap
masyarakat pasti akan mengalami perubahan,betapapun kecilnya perubahan
itu dapat berupa perubahan nilai-nilai
sosial,norma-norma,sosial,pola-pola perilaku,organisasi dan interaksi
sosial.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan
yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang
saling berbeda keadaan yang tidak serasi.
1.Faktor-faktor penyebab dinamika kebudayaan
A.Faktor Ekstern
1.Adanya bencana alam,terjadinya gempa bumi,taupan,banjir bandang dan yang lainnya.
2.Terjadinya peperangan
3.Adanya kontak dengan masyarakat laun
a.Akulturasi
b.Difusi
Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain
c.Penetrasi
d.Invasi
e.Asimilasi
f.Hibridasi
B.Faktor intern
1.Adanya penemuan-penemuan baru yang diterima oleh masyarakat
2.Bertambah atau berkurangnya penduduk
3.Terjadinya konflik atau pertentangan dalam masyarakat
4.Terjkadinya revolusi dalam tubuh masyarakat itu sendiriSumber : http://ipzblogspotcom.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)